Kamis, 20 Maret 2014

LEGENDA DESA MENGARE DAN WATUAGUNG

Ikhwal terjadinya pulau mengare diyakini adalah sebuah ular jelmaan dari pangeran Solo melamar putri Melirang, ketika dalam perjalanan pangeran Solo dipesan oleh ibunya dilarang tidur dalam perjalanannya, akan tetapi dia tertidur dalam perjalanannya melamar putri melirang, dan ketika terbangun ia kebingunan dan terapungdi lautan luas dekat pulau Madura, pangeran Solo tidak akan kembali dengan tangan hampa, singkat cerita pangeran Solo menjelma menjadi ular besar dan membentuk daratan yang sangat luas, Ainun Najib ahli sejarah dalam babat pulau mengare juga menuturkan bahwa pulau mengare yang membentang luas ini adalah jelmaan dari pangeran Solo yang melamar putri Melirang. Dari rangkaian cerita ini terbentuklah pulau Mengare dan terbagi dalam tiga desa yaitu Watu Agung, Tajung Widoro dan Kramat.
Desa Watuagung adalah salah satu cerita dari jelmaan Pangeran Solo, Mascot (jimat) Watuagung berasal dari bahasa jawa watu berarti batu dan agung berarti besar artinya batu besar. Sekarang sisa-sisa peninggalan batunya masih ada tepatnya di belakang balai desa.
Ainun Najib menuturkan bahwa sebelum Islam datang tempat ini sering digunakan sebagai tempat pemujaan, karena dipercaya mempenyai kekuatan mistik yang luar biasa, batu agung semakin mendarah daging di lingkungan penduduk setempat dan masyarakat sekitar. Disebelah batu tersebut didirikan padepokan guna tempat pemujaan, dan ditempat itulah banyak berkumpul masyarakat, dan dengan berkumpulnya masyarakat disitu pulalah nama watuagung dijadikan dan disepakati menjadi nama desa. Padepokan tersebut dengan berkembangnya waktu sekarang menjadi balai desa Watuagung.
Ainun juga menuturkan bahwa Islam pertama kali masuk pulau Mengare melalui pelabuhan Jara Tagung Desa Watuagung, akan tetapi versi lain mengatakan Islam pertama kali masuk di daerah Leran, setelah masuknya Islam kepercayaan masyarakat pada batu agung semakin memudar dan berganti dengan kepercayaan agama Islam. Maka Batu Agung sekarang hanya tinggal sebuah cerita.
Pemerintahan desa Watuagung pertama kali dipegang oleh bapak Noor Hasan, , dia memerintah di jaman penjajahan Belanda, dijaman penjajahan Jepang Watuagung diperintah oleh Bapak Askor, Jaman Kemerdekaan diperintah oleh Bapak Aslikhin, Majid, Zainul Mu’allimin dan digantikan bapak Ali Hasan pada periode ini.
Dan sekarang Desa Watuagung masuk dalam pemerintahan kecamatan Bungah Kabupaten Gresik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar